Selasa, 22 Maret 2011

3 BALITA BUSUNG LAPAR TEWAS ( manusia dan penderitaan )



Sedikitnya lima warga dari keluarga miskin di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal akibat busung lapar. Tiga di antara yang tewas itu berusia di bawah lima tahu. Dua lainnya masing berusia 13 dan 15.

Kepala Seksi Penanganan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Maxi Taopan, saat dihubungi, Kamis (6/3), mengatakan bahwa sejak 2007 lalu, pemerintah pusat menghentikan bantuan dana bagi penanganan gizi warga di NTT. Menurut dia, dengan penghentian bantuan itu makin memperburuk penanganan para penderita gizi buruk. Padahal, kata dia, pemerintah provinsi NTT mengusulkan dana sebesar Rp 56 miliar.
Taopan berharap, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat segera merespons permintaan dana tersebut yang yang diusulkan sejak 2007. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan makanan tambahan padat gizi, revitalisasi posyandu, dan biaya operasional bagi petugas posyandu.

Kepala Dinas Kesehatan setempat, Jonathan Lenggu, mengatakan bahwa para korban tewas penderita busung lapar di Rote Ndao itu mengalami komplikasi berbagai penyakit, seperti diare, TBC, panas tinggi dan penyakit lainnya. ”Kondisi fisik yang lemah, mereka mudah tertular penyakit,” ujarnya. Menurut Lenggu, kebanyakan korban berasal dari keluarga miskin dengan pola hidup yang kurang higienis. Apalagi, kata dia, minimnya dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat ikut mempengaruhi penanganan gizi di daerah tersebut.

Data Dinas Kesehatan NTT menyebutkan, jumlah balita yang mengalami masalah gizi mencapai 90.000 orang dari sekitar 497 ribu balita. Sebanyak 12 ribu balita mengalami gizi buruk tanpa kelainan klinis dan 167 balita mengalami gizi buruk dengan kelainan klinis (busung lapar atau komplikasi marasmus dan kwashiorkor). Sementara 68 ribu balita lainnya mengalami gizi kurang.
Kabupaten yang paling banyak terdapat balita gizi buruk dengan kelainan klinis adalah Timor Tengah Utara yakni 81 balita, disusul Sumba Barat (27), dan Rote Ndao (13 balita). Sedangkan penderita kurang gizi paling banyak terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yakni berjumlah 12 ribu balita, Kabupaten Sikka (8.472), Manggarai (8.364), Timor Tengah Utara (7.267), dan Kupang (6.865 balita).



refrensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar